Kamis, 23 April 2009

Demi Kesalahan (Part 1)

Huruf terangkai jadi kata. Kata tersusun padu jadi kalimat. Yang dapat menjadi teka-teki. Pelan-pelan ku baca, dimengerti satu persatu, dan tahu jawabannya. “Amerika” jawaban dari suatu soal dari teka – teki silang dalam koran harian yang menumpuk di gudangku. Koran bekas yang mungkin besok seminggu lagi dijual, dikilokan, dan paling hanya mendapat 25 ribu rupiah, tidak sebanding dengan uang yang ayah keluarkan untuk membayar harga berlangganan setiap bulannnya.

Jam di dinding berdentang, menunjukkan tepat pukul sembilan pagi. Di hari minggu ini, sudah satu jam aku mengerjakan teka-teki silang, tak terasa aku sudah menyelesaikannya. Terdengar suara “ kring…..kring….kring….” telepon rumahku memanggil. Kuangkat gagang telepon, ku tempelkan di telingaku. Terdengar suara seseorang di telepon.

“ Hallo, Iko ? ” ( suara seseorang )
“ Ia, saya sendiri ” ( agak ragu-ragu menjawab ).
“ To do point aja ya, soalnya pulsaku kritis, tinggal 600 rupiah. Ko, basket yuk, mau nggak ? Sekarang, kamu langsung aja ke lapangan, udah pada di sini ”.
“ Ya. Aku langsung ke lapangan, Us ? ”
“ Ya, langsung aja ! ”
“ Langsung ? ”
“ Iyaaa, dah cepet ke sini ! Udah, dah, pulsaku ntar habis, di tunggu teman – teman , cepet ke sini ! ” ( langsung menutup telepon )

Sesuai perintah Daus, aku cepat-cepat pergi ke lapangan. Sesampainya di lapangan hanya terlihat dua temanku yang sudah asik bermain, mencoba memasukkan bola ke ring . Tidak ada orang lain di lapangan basket milik sekolah menengah dekat rumahku ini. Jadi, lapangan ini sudah seperti milik kita sendiri, aku dan ketiga temanku. Langsung saja ku sandarkan dan ku kunci motorku, ku letakkan helm hitamku, dan bergabung dengan temanku.

Teman – temanku sedang asik bermain, aku segera bergabung saja.
“ Loh, Katon mana ? ”, tanya Syahdan sambil menembakkan bola.
“ Lho, aku kira dia sudah di sini. Jadi, tadi aku langsung ke sini aja” jawabku seraya menangkap bola.
“ Tadi Katon sudah ku beri tahu ”, sahut Daus.
“ Trus ? ”, tanyaku.
“ Yaaa, ditunggu aja, paling sebentar lagi datang ”, jawab Daus.
“ Paling sebentar lagi. Us, oper bolanya ke sini ”, sahut Syahdan seraya menyongsong bola. Kami mulai bermain, sambil menunggu Katon.
Basket adalah salah satu olahraga yang aku senangi mungkin begitu juga dengan teman-temanku, sungguh mengasikkan. Olahraga dan sekaligus permainan yang membutuhkan kecermatan, ketepatan, dan juga keahlian individu. Dapat memasukkan bola dalam tembakan pinalti, sungguh sesuatu yang menggembirakan bagi amatiran seperti kami. Apalagi dapat memasukkan bola dari tembakan three point, akan dianggap hanya suatu keberuntungan, walau terkadang dapat dilakukan berulang kali.

Meski kami hanya bermain setengah lapangan, itu tidak mengurangi seru dan asiknya permainan ini. Kami hanya berempat, jadi lucu lah kalau bermain satu lapangan penuh. Biasanya juga seperti ini. Tetapi, kalau anak-anak kecil lain ikut bermain ya berbeda ceritanya. Namun kali ini tidak ada orang lain selain kami. Hal ini sudah tentu tidak aneh lagi, karena orang – orang lain memilih bermain di stadion, 500 meter dari tempatku berada ini yang terdapat tiga lapangan basket yang terawat baik serta halus permukaannya, lebih baik dan banyak orang.

Sebuah bola bundar kuning kemerahan dengan garis hitam dan terdapat tulisan Mikasa bercetak hitam tebal melesat cepat dan tepat ke arah ku. Spontan aku menahan bola itu dengan tanganku. Bola itu benar – benar mengenai jari tanganku sampai terasa, benar – benar terasa, terasa sakit, dan benar – benar sakit, sampai benar – benar tak dapat ku gerakkan. Umpan dari Syahdan memang benr-benar cepat sampai-sampai aku tak memperhatikan.

“ Maaf , Ko . Aku nggak sengaja ”.
“ Ah, nggak apa-apa” kataku sambil menahan rasa sakit.
“ Bener, gak apa-apa?”, sahut Syahdan.
“ Gak apa – apa, yuk lanjutin lagi mainnya ” seruku.
Permainanpun dimulai kembali.

Matahari benar-benar bersinar, udara begitu terasa sangat panas. Ini adalah puncak dari teriknya sang surya, sengatannya sampai terasa di ujung kakiku. Bahkan permukaan lapangan yang terbuat dari semen ikut merasakan teriknya matahari. Teriknya matahari hingga membuat jalan di samping lapangan berkeringat. Keringatnya sampai-sampai membentuk sebuah kubangan air, menyerupai kolam. Fatamorgana tepatnya, bukan berkeringat. Mana mungkin aspal dapat berkeringat, sebatas mata memandang saja, hanya pantulan cahaya matahari saat tengah hari yang benar-benar terik, hingga dapat menciptakan seolah – olah kubangan air.

Tengah hari dengan cuaca yang benar-benar panas seperti saat ini, membuat setiap orang yang ingin mengerjakan sesuatu menjadi mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk tidur dirumah atau minum es. Tak hanya orang bahkan hingga anginpun tak berani untuk bergerak, berhembus hanya untuk menyejukkan tubuhku. Biarkan tubuhku ini merasakan sedikit rasa dingin yang menyejukkan. Terdapat pohon-pohon rindang disekitar kami, namun bayangannya yang dapat melindungi kami dari panasnya cuaca tak sampai ke lapangan. 

Tak tahan dengan udara panas yang semakin lama semakin tak tertahankan, kamipun memutuskan untuk beristirahat dibawah pohon mangga yang juga terdapat lincak, untuk menghilangkan keringat dan tentu menyejukkan badan dengan es teh yang dibeli dengan patungan. Tak lama berselang, dari ke jauhan terdengar suara deru kendaraan yang tak asing di telinga kami. Deru kendaraan roda dua yang pasti terdengar bahkan oleh orang tuli sekalipun. Suara dari knalpot yang sudah cukup lama meresahkan banyak orang. Suara yang timbul dari knalpot modifikasi milik temanku, Katon....
[Bersambung Demi Kesalahan Part 2]

Selasa, 21 April 2009

Lirik David Archuleta - Crush

Gwe seneng banget sama nie lagu
So, bwt kalian2 yang lum pada tau nie lagu , makanya nie Q kasih tau lagunya David Archuleta yang judulnya Crush


Lirik David Archuleta-Crush

I hung up the phone tonight
Something happened for the first time deep inside
It was a rush, what a rush

'Cause the possibility
That you would ever feel the same way about me
It's just too much, just too much

Why do I keep running from the truth?
All I ever think about is you
You got me hypnotized, so mesmerized
And I've just got to know

Do you ever think when you're all alone
All that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love?
Is it real or just another crush?

Do you catch a breath when I look at you?
Are you holding back like the way I do?
'Cause I'm trying and trying to walk away
But I know this crush ain't goin' away-ay-ay-ay-ayy
Goin' away-ay-ay-ay-ayy

Has it ever crossed your mind
When we're hanging, spending time girl, are we just friends?
Is there more, is there more?

See it's a chance we've gotta take
'Cause I believe that we can make this into something that will last
Last forever, forever

Do you ever think when you're all alone
All that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love?
Is it real or just another crush?

Do you catch a breath when I look at you?
Are you holding back like the way I do?
'Cause I'm trying and trying to walk away
But I know this crush ain't goin' away-ay-ay-ay-ayy
Goin' away-ay-ay-ay-ayy

Why do I keep running from the truth?
All I ever think about is you
You got me hypnotized, so mesmerized
And I've just got to know

Do you ever think when you're all alone
All that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love?
Is it real or just another crush?

Do you catch a breath when I look at you?
Are you holding back like the way I do?
'Cause I'm trying and trying to walk away
But I know this crush ain't goin' away-ay-ay-ay-ayy
This crush ain't goin' away-ay-ay-ay-ayy
Goin' away-ay-ay-ay-ayy
Goin' away-ay-ay-ay-ayy
Goin' away-ay-ay-ay-ayy

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons