Rabu, 09 Januari 2013

Mahasiswa dalam Habitatnya

Anda mungkin telah mengetahui, mahasiswa adalah kaum “elit” akademik yang sudah jelas memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar lainnya. Dan memang sewajarnya bila mereka memikul tugas berat untuk kemajuan pendidikan negara yang masih saja berkembang ini. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang ingin menjadi bagian dari kaum elit tersebut. Berbagai perguruan tinggi berlomba-lomba menggait anak didik baru. Berusaha mati-matian untuk memperebutkan bangku kuliah sudah menjadi fenomena tahunan di kalangan pelajar yang akan meneruskan pendidikannya. Untuk tujuan yang relatif sama, mewujudkan mimpi dan cita-cita mereka yang dibawanya dari kampung. Atau mungkin hanya ingin meningkatkan status sosialnya karena gengsi. Kemudian apabila sudah memasuki kehidupan kampus, dibenak mereka hanya kesenangan dan masih buramnya peran yang seharusnya mereka lakukan sebagai masyarakat kampus. Hingga akhirnya terbuai dengan kebanggaan akan almamater, pudarnya semangat meraih cita-cita dan kemudian berimplikasi buruk pada nilai kuliahnya.

Kampus ibarat habitat bagi mahasiswa, mereka mencari makan akan lapar dan hausnya pengetahuan, lingkungan baru dimana mereka harus beradaptasi dan berinteraksi, serta tempat berkembangbiaknya kreatifitas dan ketrampilan para kaum elit akademik ini. Maka dari itu pentinglah peran mahasiswa dalam habitatnya. Bukan hanya itu mahasiswa juga harus bertanggung jawab atas kampus tempatnya berkembang. Di habitatnya mahasiswa diinisiasi agar nantinya siap berperan dalam masyarakat dan menjadi generasi penerus bangsa. Dalam prosesnya ini, kita sebagai mahasiswa tidak saja dituntun kritis terhadap suatu masalah namun juga solitif dan cerdas menyelesaikannya. Bukan hanya ikut berorganisasi kemudian mengutarakan aspirasinya dengan berdemonstrasi yang hanya berujung pada kekerasan dan tawuran, namun banyak dari kita yang tidak mengerti benar maksud tujuan dari aksi ini.

Tidak usahlah kita masuk ikut dalam berbagai macam organisasi atau unit kemahasiswaan tapi nantinya kita terjebak dengan rutinitasnya dan tidak bisa membagi waktu dengan belajar yang menjadi kewajiban pelajar. Dengan menjadi ketua kelas yang hanya bertugas mencari dosen yang datang terlambat juga sudah berperan dalam kehidupan kampus terutama dalam proses pembelajaran. Atau mungkin ke kantin makan sambil berinteraksi, bergaul dengan pandai mempertahankan identitas diri, mencari kawan serta memberi usulan pendapat pada diskusi apa saja, juga merupakan wujud peran kita dalam skala mikro. 

Skala lebih tingginya kita harus ikut dan benar-benar menjalani proses perkuliahan, menaati kontrak dengan dosen, mendukung dan melaksanakan program-program kampus, mengikuti aturan yang ada terutama proses administrasi. Untuk lebih berperan aktif memang tidak dipungkiri ikut berorganisasi seperti unit kemahasiswaan, politik kampus, penelitian atau klub-klub olimpiade dan lain sebagainya perlu untuk dilakukan. Berperan aktif dalam usaha mengharumkan nama kampus itulah inti dari maksud berperan dalam kehidupan kampus. 

Peribahasa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” juga dapat mencerminkan mahasiswa dalam kampus sebagai habitatnya. Menjadi mahasiswa yang bisa berkontribusi aktif baik untuk orang lain disekitar kita saat ini atau kemudian hari dan berprestasi bukanlah suatu hal yang mustahil. Yang terpenting adalah bagaimana kita pandai-pandai menyeimbangkan jungkat-jungkit rutinitas perkuliahan dan aktifitas organisasi. 

Mahasiswa bagaimanakah anda, wahai mahasiswa?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons